GROBOG JATENG, Grobogan - Memasuki akhir bulan Februari 2024, harga beras di pasaran mengalami lonjakan yang cukup tinggi.
Pantauan Grobog Jateng di Pasar Induk Purwodadi, Grobogan, Senin (19/2/2024), berbagai jenis beras harganya naik dengan kisaran Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram.
Beras kualitas medium dari harga Rp 12.000 naik menjadi Rp 13.500 hingga Rp 14.000 per kilogram dan beras premium dari harga Rp 13.000 naik menjadi Rp 15.000 sampai 16.000.
Pedagang Pasar Purwodadi Kristiyanti mengatakan, kenaikan harga beras terjadi sejak dua bulan terakhir, dimana harganya naik secara bertahap.
Menurutnya, para pedagang hanya menyesuaikan harga, karena harga beras dari tingkat distributor sudah tinggi.
"Harga beras ini naik sejak Desember 2023. Dulu kualitas medium saja hanya Rp 12.000 per kilogram, sekarang di kisaran Rp 13.500 sampai Rp 14.000 per kilogram," katanya.
Kristiyanti menambahkan, akibat kenaikan harga beras tersebut, para pedagang mengalami penurunan omzet karena banyak konsumen yang mengurangi pembelian.
Selain dampak bencana banjir yang mengakibatkan gagal panen di sejumlah wilayah, pihaknya menilai kenaikan harga beras terjadi akibat banyaknya bantuan sosial yang disalurkan pemerintah.
"Ya omzet turun, karena pembeli mengeluh dan memilih mengurangi pembelian. Kenaikan harga mungkin karena gagal panen dan banyak bansos (bantuan sosial) yang disalurkan," tambahnya.
Pedagang beras lain, Sri Purwati juga menyatakan hal serupa. Ia mengaku hanya bisa meraup keuntungan sedikit akibat kenaikan harga beras tersebut.
"Karena kenaikan harga beras, pedagang kini hanya memperoleh keuntungan Rp 100 sampai 200 per kilogramnya. Jika terlalu mahal, tidak ada yang membeli," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pembeli Karsono mengeluhkan kenaikan harga beras tersebut. Ia berharap pemerintah dapat segera turun tangan agar harga beras bisa kembali normal.
"Kenaikan harga beras ini memang menguntungkan bagi petani. Tapi bagi masyarakat lain kan tidak. Harapannya ya bisa normal kembali," ucapnya. (Pandu/AN/Red).