Sejarah Seni Reog


 


 

Sejarah Seni Reog

Kamis, 20 Juni 2024

GROBOG JATENG- Sejarah Keberadaan Reog
Reog adalah seni pertunjukan rakyat Jawa yang masuk dalam warisan leluhur. Reog dibawakan oleh Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali dan mulanya bernama Barongan. Pada tahun 1920, kesenian reog mulai dipentaskan dan masih dilestarikan hingga saat ini. Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, reog dianggap sebagai kesenian yang merugikan. 

Dilansir dari Website surakarta.go.id, Seni tradisional khas Ponorogo ini kaya akan unsur tari, musik, hingga kostum yang mencerminkan budaya lokal. Reog bukan sekedar pertunjukan biasa, melainkan berisi cerita yang membuat kesenian hidup ini. Tari reog berkisah tentang peran antara Kerajaan Kediri dengan Ponorogo. Raja Kediri, Singabarong tidak merestui putri yang bernama Dewi Ragil Kuning untuk dilamar Raja Ponorogo. 

Pertunjukan reog selalu dilakukan dengan beragam alat musik tradisional, seperti saron, kendhang, bonang, gong, kenong, hingga terompet. Terdapat lima penari utama dalam tari reog, yakni barongan, klono sewandono, jathil, warok, dan bujang ganong. 

Penampilan reog diawali dengan tiga tari pembukaan yang diperagakan oleh Warok, Jathil, dan Bujang Ganong. Adegan inti menampilkan penampilan Klono Swandono. Barongan tampil sebagai penutup dari tari reog.

Ciri khas dari tari reog adalah penggunaan topeng besar yang indah dan mewah. Topeng utama atau Barongan melambangkan keberanian dan kekuatan. Topeng-topeng dalam tari reog dianggap sebagai wadah yang memungkinkan kekuatan spiritual muncul. Kemudian berinteraksi dengan manusia selama pertunjukan.

Kesenian reog tidak hanya tampil di Indonesia saja, melainkan sudah sampai ke mancanegara. Banyak masyarakat luar negeri yang dibuat kagum dengan penampilan tari reog. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia sebaiknya terus semangat melestarikan tradisi ini.(Hms/Ida).