Peringati Maulid Nabi, Warga Sukolilo Gelar Tradisi Meron


 


 

Peringati Maulid Nabi, Warga Sukolilo Gelar Tradisi Meron

Jumat, 20 September 2024

GROBOG JATENG, Pati- Dalam rangka memeperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, warga Desa Sukolilo menggelar Tradisi Meron. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun dan selalu dirayakan dengan meriah oleh warga setempat. Pada tahun ini Tradisi Meron berlangsung di pusat Kecamatan Sukolilo pada, Selasa (17/9/2024).

Perayaan Meron erat dengan adanya gunungan yang diarak mengelilingi desa. Pada perayaan kali ini ada 13 gunungan yang diarak oleh warga dari berbagai penjuru menuju ke Masjid baitul Yaqin.

Gunungan yang diarak tersebut terdiri dari beberapa jenis makanan yang terbuat dari beras ketan, rengginang cucur, once, kue cucur, dan berbagai makanan lainnya. Semua jenis makanan tersebut ditata hingga membentuk gunungan dengan tinggi sekitar 5 meter. 

Triyono, selaku panitia pelaksana acara Meron menjelaskan, adat yang turun-temurun ini menggambarkan cerita para prajurit Kerajaan Mataram yang singgah usai menyerang Adipati Pragola Pati. 

“ Tradisi ini bermula dari prajurit Mataram yang singgah usai menyerang di Pragola Pati. Para prajurit singgah di Sukolilo bertepatan acara Maulid Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

Tradisi Meron ini telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Sekaligus telah ditetapkan sebagai kekayaan intelektual komunal oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum-HAM). 

Salah satu panitia, Singgih Cahyo Aji mengatakan, tradisi meron tahun ini berjalan dengan lancar dan juga diramaikan dengan karnaval budaya yang berjumlah 32 peserta.

 “Setiap tahun meron memang digelar untuk memperingati Hari Maulud Nabi Muhammad. Termasuk tahun ini yang Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan karnaval budaya yang diikuti sebanyak 32 peserta,” kata Singgih selaku panitia, Selasa, (17/9/2024).

Semua ini dilakukan sebagai bentuk melestarikan budaya. Masyarakat Desa Sukolilo tidak mau adat yang sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda itu punah.(Fer/AN/Red)