GROBOG JATENG, Grobogan – Perkembangan HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan dalam kurun waktu 2 dasawarsa sejak tahun 2002 hingga tahun 2024, telah ditemukan sebanyak 1840 kasus HIV/AIDS dan 530 kasus diantaranya meninggal dunia. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Grobogan Anang Armunanto dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, pada Rabu (18/12/2024).
Bertempat di Hotel Grand Master Purwodadi, acara ini dibuka oleh Sekda Anang Armunanto dan dihadiri oleh OPD terkait, Camat, perwakilan Kepala Desa, Ormas, serta Pejabat Struktural dan Fungsional di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan beserta seluruh Kepala UPT Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan.
Anang Armunanto menghimbau dalam sambutannya terkait perkembangan HIV/AIDS, yakni diperlukannya kolaborasi bersama dalam memberikan kesadaran bagaimana cara penanggulangan penyakit HIV/AIDS.
“Perlu kolaborasi bersama untuk memberikan kesadaran bagaimana cara penanggulangan untuk penyakit HIV/AIDS. Untuk itu perlu pemeriksaan atau skrining pada populasi resiko tinggi terinfeksi HIV/AID,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Grobogan Djatmiko menjelaskan, tujuan dari acara ini adalah sebagai media penyampaian hasil kinerja Dinkes Grobogan selama tahun 2024.
“Jadi tujuan rakor ini adalah menyampaikan hasil kita kurang lebih satu tahun, 2024, dan mudah-mudahan kita bisa menyampaikan dan mereka memahami bahwa tahun 2025 kita bersama-sama untuk menurunkan angka-angka penyakit menular yang masih tinggi di kabupaten Grobogan,” ujarnya.
Djatmiko juga menyampaikan bahwa Dinkes Grobogan telah banyak melakukan skrining terhadap penderita HIV/AIDS.
“Secara ilmu kita banyak melakukan skrining dan setelah di skrining banyak ditemukan, dan harapanya apa? Pada saat di skrining dan ditemukan adalah pasien dalam kondisi masih awal dalam hal ini adalah HIV, artinya belum ada infeksi penyerta, kalau sudah ada infeksi penyerta jadinya adalah AIDS penangananya akan jadi lebih sulit,” imbuhnya. (Desi/AN/Red).